September 06, 2011

On The Trip to My Hometown

Akhirnya lebaran tahun ini (2011) bisa juga pulang kampung (pulkam). Terasa agak ringan karena sudah pesan tiket jauh-jauh hari begitupun oleh-oleh telah dipersiapkan jadi tidak perlu larut dalam lautan manusia di pusat-pusat perbelanjaan. Mungkin ini perlu dijadikan tips pulkam karena bisa mengurangi beban pikiran di saat-saat genting.

Sebagai seorang perantau, pulkam saat lebaran merupakan momen spesial setelah terpisah jauh dalam kurun waktu yang cukup lama, setahun atau mungkin lebih. Kesempatan langka ini harus benar-benar dijadikan ajang silaturrahim sehingga ukhuwah dalam ikatan keluarga bisa terjalin dengan baik. Sebenarnya ini yang terpenting, tidak hanya sekedar temu kangen dan jalan-jalan.

Istimewanya, tahun ini merupakan tahun pertama pulang kampung bersama keluarga kecilku, istri dan junior yang masih berumur 6 (enam) bulan dalam kandungan. Meski telah mengantongi surat izin dokter terkait kondisi kandungan istri, awalnya cukup khawatir mengingat perjalanan jauh yang harus ditempuh menuju Padangsidimpuan di Sumatera Utara, kampung halamanku.

Kali ini kami harus menempuh perjalanan dengan pesawat hampir 2 (dua) jam yang dilanjutkan dengan perjalanan darat yang memakan waktu sekitar 10 (sepuluh) jam. Alhamdulillah, penerbangan kami bersama dengan pesawat Garuda lancar dan nyaman, tapi perjalanan darat dengan mobil Xenia Avanza yang kami sewa dari Medan ternyata tidak didukung oleh kondisi jalan yang sering kali tidak rata dan berlubang sehingga mengakibatkan goncangan-goncangan yang bisa berakibat kurang baik pada kandungan istri.

Apalagi pada saat melewati Aek Latong dimana terdapat kerusakan parah yang sempat menewaskan 18 orang sekaligus. Demi kenyamanan, untuk perjalanan pulang dari Padangsidimpuan ke Medan kami putuskan menaiki bus Antar Lintas Sumatera (ALS) meski harus memakan waktu lebih lama, cukup irit dan akhirnya bisa mengalokasikan dana untuk nginap semalam di Hotel Tiara Medan sebelum melanjutkan perjalanan ke Jakarta besoknya. Perlu istirahat yang cukup dalam melewati perjalanan panjang menyelusuri kota-kota seperti Deli Serdang, Tebing Tinggi, Pematang Siantar, Prapat/Danau Toba, Tobasa, Balige, Siborong-borong, Tarutung dan Sipirok.

Waktu begitu cepat berlalu, tidak semua agenda yang telah direncanakan bisa dilaksanakan. Tapi banyak hikmah yang didapat dan cukup terasa betapa pentingnya mengagendakan untuk pulkam tiap tahunnya. Sampai ketemu keluarga besarku di Desa Batulayan, Padangsidimpuan - Angkola Julu pada tahun-tahun berikutnya. Terima kasih telah menyambut dan menerima kami dengan sangat baik. Terima kasih juga atas segala cinta, semangat dan doa yang telah diberikan kepada kami.