October 29, 2007

For Students and Parents

Pusat Bimbingan Private & Konsultasi Belajar
T R A N S S A I N S
Menuju Masa Depan Gemilang
Target :
  • Senang dan sukses dalam belajar
  • Sukses test harian dan formatif
  • Sukses ujian semester
  • Sukses UAN
  • Sukses UMPTN
  • Meningkatkan nilai rapot
  • Sukses menembus SMP, SMA maupun PTN favorit

Keunggulan :

  • Team pengajar berpengalaman dan dari perguruan tinggi terkemuka
  • Jadwal belajar fleksibel
  • Mendappat laporan kemajuan belajar
  • Konsultasi belajar dan PR
  • Pemahaman teori 20% dan latihan soal 80%

Sistem Belajar :

  • Pengajar datang ke rumah
  • Jadwal dan waktu belajar disesuaikan dengan waktu luang siswa
  • Waktu pertemuan minimal 2 kali per minggu
  • Waktu belajar 2 jam tiap kali pertemuan

Biaya Private :

  • Biaya pendaftaran Rp.20.000,- per siswa
  • Biaya belajar per orang siswa per level per satu kali pertemuan
  • SD Rp. 50.000,-
  • SMP Rp. 55.000,-
  • SMA Rp. 60.000,-
  • Mhs. Rp. 70.000,-

Informasi Pendaftaran (Call/SMS) :

Insan (0813 1880 6012)

Program Private SD - SMP - SMA - Mahasiswa

Summary

Kelembagaan Pengajian dalam Pembangunan Masyarakat Perdesaan (Studi Kasus Kelembagaan Pengajian di Desa Situ Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Bogor).
Binsan Siregar, S.P
____________________________________________________________________
Era reformasi yang berimplikasi pada pemberlakuan ekonomi daerah dan demokratisasi merupakan momentum yang tepat untuk mempertajam arah pembangunan melalui penguatan kelembagaan pembangunan masyarakat dan birokrasi. Pembangunan yang berorientasi kerakyatan, yang mengedepankan paradigma pembangunan manusia, merupakan arah baru yang diharapkan dapat memperbaiki paradigma lamayang lebih beroriientasi pada pertumbuhan ekonomi.
Perbedayaan masyarakat dalam kerangka pembangunan yang berorientasi pada manusia (people centered development) merupakan suatu strategi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan peran aktif dalam pembangunan. Dalam hal ini, prioritas pembangunan seharusnya ditujukan pada masyarakat yang selama ini cenderung tertinggal dan termarginalkan dalam proses pembangunan. Masyarakat perdesaan sudah seharusnya menjadi ujung tombak pelaksanaan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan taraf kehidupannya. Pembangunan masyarakat desa dengan pendekatan pemberdayaan didasarkan pada semua potensi dan kendala yang ada pada masyarakat local, sehingga diperlukan kapasitas kelembagaan pemerrintah dalam menjalin keterkaitan dengan kelembagaan local masyarakat. Pemberdayaan bukan hanya meliputi penguatan individu-individu anggota masyarakat tetapi juga kelembagaannya.
Lemahnya kelembagaan local masyarakat merupakan salah satu kondisi dasar yang mengakibatkan masalah pembangunan berupa kesenjangan dan ketidakmandirian. Kelembagaan local yang telah mendapat penilaian tertinggi dari masyarakat merupakan wahana aspirasi masyarakat dan cenderung untuk menjadi saluran perubahan social dan kebudayaan. Ketidakmampuan kelembagaan local dalam melaksanakan peranan dan fungsinya secara efektif merupakan konsekuensi dari proses pembangunan yang belum memberikan perhatian yang luas pada eksistensi kelembagaan ini. Kegiatan pengajian merupakan salah satu kelembagaan local yang menjadi tradisi dan mekanisme social budaya local dalam masyarakat perdesaan Indonesia. Fenomena tumbuh dan berkembangnya kelembagaan pengajian dalam masyarakat sampai saat ini adalah merupakan hal yang menarik dan penting untuk diperhatikan. Keberadaan kelembagaan ini tentu tidak bisa diabaikan dalam gerak pembangunan, bahkan sebaliknya harus dipandang sebagai sebuah potensi yang dapat dikembangkan. Untuk itu, penelitian ini mencoba mengkaji berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kelembagaan ini, yaitu bagaimana eksistensi kelembagaan pengajian dalam masyarakat perdesaan, keterkaitannya dengan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan dan rancangan strategi pengembangan kelembagaan pengajian dalam pembangunan masyarakat.

Informasi lebih lanjut tentang hasil penelitian ini bisa menghubungi penulis.
Terima Kasih

October 24, 2007

My Hope will Never End

Bagaimanapun, manusia memang tidak memiliki kehendak. Berperan di atas panggung dunia bagaikan wayang di tangan sang dalang. Manusia hanyalah pemilik rencana, harapan dan pemikiran. Tapi, skenario, takdir dan kebenaran adalah milik sang pencipta, Allah SWT.


Tuhan. Inikah jawaban dari doa-doaku selama ini? Inikah buah perjuangan yang aku impikan? Inikah akhir perjalanan panjang yang kulalui? Inikah temuan dari perenungan hidup yang kulakukan? Inikah wujud dari idealisme yang kupertahankan? Tidak. Doaku hanya sekali dua kali. Perjuanganku sangat miskin pengorbanan. Langkah kakiku kadang tiada kusadari. Khayalanku melebihi perenunganku. Idealisme yang menjadi keyankinanku belum sepenuhnya bisa kuselami.

Uhh.... Inilah pengalaman hidup yang sering mengisi hari-hariku. Terkadang aku bingung dan menyelimuti diri dengan ambiguku. Pertanyaan dan jawaban menjadi milikku sendiri. Episode demi episode berakhir dengan pertanyaan dan jawaban silih berganti. Trauma masa lalu dan ambisi masa depan menempatkan aku sebagai terdakwa atas keadaanku kini. Jalan hidupku sepertinya berkotak-kotak, meski aku selalu berusaha memandangnya sebagai sebuah entitas yang utuh. Kecengengan dan cengengesan, kebenaran dan ketenaran, prestasi dan prestise terletak di kutub yang terpisah jauh. Menemukan jati diri tidak semudah yang kubayangkan, aku harus menelusurinya dari jejak langkah pertamaku sambil membaca lembar-lembar tertulis dan yang tidak tertulis. Sudah, sudah terlalu banyak referensi yang menggambarkan semua ini. Setiap kata dan kalimat, setiap tanda dan isyarat berlalu seolah tidak bisa menunjukkan arah.