August 22, 2011

Master Study in Target

Hello guys..., I do hope if anyone can help me to understand the Public Policy Study? I am very interested and plan to continue my education to Master Degree (S2) with that program. So far, I haven’t understood well about that program. I am interested just because of the nomenclature used that frame my understanding, whether right or wrong. In my opinion, public policy is simply defined as a major that focuses on the analysis and design of policies related to community development. Currently, I try to glance at Public Policy Program at various universities in various countries with different admission requirements. I greatly appreciate if you willing to share or can give me advice related to my study plan, especially for those who already have a background in that field. Here are the universities that I mean. For a complete, accurate and update information can be viewed at the website of each university.

Master in Public Policy and Public Administration (MPPPA) at Concordia University in Canada (www.concordia.ca/)

Requirements:

  1. Application form fee ($90.00)
  2. Original transcripts, minimum GPA of 3.0/4.3, a copy translated and stamped by a certified translator.
  3. Three academic reference letters. Only one from an employer outside academia.
  4. Curriculum Vitae,
  5. Statement of Intent.
  6. The paper-based TOEFL iBT minimum 600.

Master in Public Management and Policy Analysis Program (PMPP), International University of Japan (www.iuj.ac.jp/)

Requirements:

  1. Completed Application Form
  2. Research Plan
  3. Essay
  4. College Certificates (from all undergraduate and graduate schools attended)
  5. Two Recommendation Letters
  6. Application Fee & Application Fee Form
  7. Photograph(s)
  8. TOEFL Paper-based exam 550
  9. Letter attesting to academic research experience (If applicable)

Program of Public Policy (MP2), National Graduate Institute for Policy Studies (GRIPS) in Japan (www.grips.ac.jp/)

Requirements:

Asian Development Bank -Japan Scholarship Program(ADB-JSP)

  1. citizens of the countries that are developing members of ADB
  2. at least two years' work experience, and under 36 years old as of April 1, 2012
  3. preference given to those currently working as government officials

Applicants supported with any other scholarship and self-financed: pre-and early-career officials and staff members in local or national governments, international organizations and private companies.

Master in Public Policy and Management (PPM), Institute of Social Studies (ISS) in Netherland (www.iss.nl/)

Requirements:

  1. have a Bachelors degree in one of the social sciences or equivalent
  2. Copy of Academic Degree / Diploma
  3. Certified Copy of Academic Transcript
  4. Motivation Statement
  5. Reference forms / letters
  6. Statement of Proficiency in English, the TOEFL for the paper test (PBT) 580

Management Planning And Policy (MA), University Of Leeds in UK (www.leeds.ac.uk/)

Requirements:

  1. For advice on whether your qualifications are acceptable please email the international office at internationaloffice@leeds.ac.uk
  2. IELTS (International English Language Testing System) an overall band of 6.0 with no less than 5.5 in each component skill
  3. TOEFL (Test of English as a Foreign Language) of 87 (with no less than 21 in listening, 22 in reading, 23 in speaking and 21 in writing)
  4. Apply via UCAS (the Universities and Colleges Admissions Service)

Master of Public Policy, University Of Minnesota - Twin Cities in USA (www.umn.edu/)

Requirements:

GPA

In general, most graduate programs prefer an undergraduate grade point average (GPA) of 3.0 or higher (on a 4.0 scale) for admission, but you should consult your program of interest about specific GPA requirements.

TEST SCORES

GRE - Graduate Record Examination (GRE) scores may be required by your program. For more information, see Graduate Record Examination (GRE).

English Proficiency Tests - A TOEFL, MELAB, or IELTS test is required of most international applicants whose native language is not English. For more information, see English language requirements.

English language competence. If English is not your native language, you must pass the TOEFL or IELTS exam with a minimum score of 600 (paper-based), 250 (computer-based), 100 (internet based, minimum 22 on each section), or 7 for the IELTS. TOEFL or IELTS scores must be less than two years old.

LETTERS of RECOMMENDATION

Many graduate programs require letters of recommendation, and they may require that these recommendations be submitted via the online application. In most cases you will not have to wait to submit your online application if your recommendation provider has not yet uploaded a recommendation. For recommendation requirements, check with your graduate program of interest. Please do not have recommendation materials sent to the Graduate School Admissions Office.

Current U of M Undergraduates

If admitted,University of Minnesota undergraduates who have no more than seven semester credits or two courses to complete for the bachelor's degree (including both distribution and total credit requirements), may register in the Graduate School to begin a graduate program while simultaneously completing their baccalaureate work.

Thank you for your help and cooperation...


August 10, 2011

A Piece of Story in London, UK

London, London...
Ingin k
u kesana...
(Hijrah k
e London, by Changcuters)

Hmmm... Perjalananku ke London kali ini tetap dalam rangka tugas, seperti perjalanan sebelumnya ke Swiss, Beirut maupun ke Siem Reap. Tapi, kali ini rasanya istimewa karena dua hal, pertama saya mengambil peran dalam meetings arrangement sehingga sangat bertanggung jawab dalam terlaksananya pertemuan-pertemuan dengan pihak terkait, dan yang kedua karena London adalah kota impian banyak orang, termasuk saya, sehingga kesempatan ini tentu cukup berharga.

"Sekali merengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui". Ini pribahasa yang selalu kupegang setiap kali melakukan traveling, hobi yang sepertinya terlampiaskan di tempat kerjaku yang sekarang ini. Alhamdulillah, berawal dari sebuah desa kecil di Padangsidimpuan, Sumatera Utara, akhirnya bisa juga menginjakkan kaki mulai dari ujung barat (Aceh) sampai ujung timur (Papua) Indonesia, dan semoga saja bisa keliling dunia (meskipun baru dalam mimpi). Tanpa mengurangi esensi dari setiap tugas yang kuemban saat keluar kota atau ke negeri orang, berpetualang dan mencari wawasan lain di luar tugas pada waktu senggang adalah kesenangan tersendiri dan kuyakini bisa memberikan kontribusi positif dan inspirasi dalam menjalankan tugas sehari-hari. Suasana baru sebagai ajang refreshing setelah bergelut dengan tugas-tugas di kantor yang tidak jarang membawa stres tersendiri.

So, begitu para atasan di kantor menerima usulanku untuk melakukan kunjungan ke London karena kesesuain materi kajian yang akan digali, seluruh persiapan pun dilakukan semaksimal mungkin. Saya menyiapkan berbagai bahan-bahan dan berkomunikasi secara intens via email/phone dengan pihak-pihak berkepentingan di London, tentu saja dengan TOEFL yang pas-pasan sedikit agak kesulitan, google translate menjadi senjata yang paling ampuh. Saya pun tak lupa mengintip kesempatan untuk menyempatkan jalan-jalan seputar kota London, mana tahu it's the first and the last. Dalam waktu yang terbatas, saya berharap bisa mampir ke London Eye, Tower Bridge , Buckhingham Palace, Kengsinton Palace, Windsor Fort, St. Paul's Cathedral, Thames River, Big Ben Tower, Stamford Bridge (Chelsea), Emirates Stadium (Arsenal), Tottenham Hotspurs, Shakespeare's Globe Theatre, Madame Tussaud, Museum of London, dll.

Dengan menumpangi pesawat Emirates Airlines, tanggal 26 Juli 2011 akupun berangkat dari Bandara Soetta-Jakarta menuju London, dengan menempuh perjalanan sekitar 14 jam dan sekali transit di Dubai, UEA. Pagi hari tanggal 27 Juli pukul 07.00, saya pun tiba di London Heathrow, yang katanya salah satu bandar udara tersibuk di dunia, meskipun menurutku bandaranya tidak sebagus Changi di Singapura atau Dubai di UEA. Saat ini sedang peak season dan summer holiday, antrian di UK Border Agency cukup panjang, tapi tidak perlu terlalu lama menunggu di antrian karena pelayanannya yang cukup cepat.

Saya keluar dari bandara dengan menumpangi "London Tube", sebuah kereta metro yang stasiunnya berada di bawah terminal bandara (seperti MRT di Singapura). Orang London menyebutnya Underground Station dan merupakan yang terpanjang di dunia, harga tiket 18 poundsterling dengan tujuan Paddington St. dan keretanya cukup nyaman, ber-AC, bersih, dan fasilitas free Wifi. Dari Stasiun Paddington saya naik taksi ke Hendon Central dengan tarif 9 poundsterling dan untuk sementara saya dan dua orang teman menginap di Hendon sebelum hijrah ke Indonesia Guest House di Colindale yang pada hari tersebut masih penuh.

Ya, 4 hari terasa cukup sempit, jika harus menjelajahi seluruh seluk beluk kota London, apalagi agenda utamanya dalam rangka tugas. Tapi tidak apa-apa, toh akhirnya saya cukup menikmati tugas dan pengalaman-pengalaman yang diperoleh cukup berharga. Sangat berkesan ketika saya harus bertemu dengan seorang profesor di Imperial College London setelah melewati perjalanan pagi dari Kingsbury St. ke Kensingston St. Saya bersyukur ternyata dia seorang akademisi yang cukup pengertian dan perhatian, termasuk akan keterbatasan kemampuan Bahasa Inggris saya. Akhirnya, tidak hanya ilmu yang saya peroleh dari dia tapi juga makan siang gratis alias ditraktir. , terima kasih ya Prof. Suasana summer season memang cukup berkesan, waktu siang yang lebih panjang dibandingkan malamnya memberikan kita kesempatan untuk melakukan banyak hal. Pusat-pusat perbelanjaan tentu semakin laris manis saja, apalagi dengan adanya Sale spesial summer, saya pun menyempatkan diri untuk menikmati wisata belanja di Oxford Street di daerah Westminster City. Saya akhirnya belanja di Primark, tempat yang sepertinya lebih sesuai dengan isi dompet karena harganya yang relatif murah tapi tetap jangan dikonversikan ke Rupiah (1 poundsterling = Rp 14.150). Sungguh benar-benar lautan manusia disini, saya baru tahu kalau London ini juga menjadi 'surga' belanja bagi banyak orang. Saya juga sempat mampir ke Mothercare, membeli 1 pcs baju untuk Junior-ku yang masih berumur 4,5 bulan di rahim istri tercinta, semoga kelak jadi amanah terindah dalam kehidupan kami. Oh ya, satu hal yang membuat saya bertanya-tanya, kog di Inggris banyak juga orang arab dan timur tengah berlalu lalang, bahkan di pusat-pusat belanja berkelas seperti Harrods, Selfridges, dan Harvey Nichols. Ternyata, London merupakan tempat pelarian para kaum bangsawan dan milyuner arab dan timur tengah untuk berlibur di musim summer dan juga berwisata belanja. Untuk belanja, saya juga sempat ke Hard Rock, kalau ini karena titipan saja. Saya juga baru tahu jika Hard Rock untuk pertama kali adanya di London, tempatnya tidak terlalu besar sehingga untuk masuk kedalam harus mengikuti antrian dulu. Sedangkan untuk belanja souvenir dan pernak-pernik lainnya, Baker Street-lah tempatnya. Untuk urusan makan, yah yang namanya di Eropa, susah-susah gampang untuk cari makanan yang pas dan juga halal. Tapi di London berbeda sekali, restoran berlabel halal sudah lumayan banyak, makanan asia juga cukup digemari seperti chinese food atau thailand food. China Town merupakan salah satu tempat favorit untuk makan. Selama di London, bebek panggang menjadi makanan favoritku, dagingnya empuk dan rasanya muantap.

Menyelami sedikit seluk beluk kota London mengantarkan saya pada pemakluman mengapa kota ini begitu diminati sebagai tujuan wisata bagi banyak orang dari seluruh dunia. Landscape kotanya sangat antik berarsitektur khas Eropa dengan nuansa history yang kental. Penduduknya pun cukup tertib dan terkesan civilized. Sarana hiburan serta pusat belanja juga cukup lengkap. Sarana dan prasarana transportasipun cukup nyaman dan jarang ada kemacetan, jauh jika dibandingkan dengan kota besar Jakarta. Untuk menelusuri kota London, transportasinya bisa memilih Double Decker atau kereta atau dengan kenderaan Hop on Hop Off yang khusus disediakan bagi para wisatawan yang ingin berkeliling kota London.