October 24, 2007

My Hope will Never End

Bagaimanapun, manusia memang tidak memiliki kehendak. Berperan di atas panggung dunia bagaikan wayang di tangan sang dalang. Manusia hanyalah pemilik rencana, harapan dan pemikiran. Tapi, skenario, takdir dan kebenaran adalah milik sang pencipta, Allah SWT.


Tuhan. Inikah jawaban dari doa-doaku selama ini? Inikah buah perjuangan yang aku impikan? Inikah akhir perjalanan panjang yang kulalui? Inikah temuan dari perenungan hidup yang kulakukan? Inikah wujud dari idealisme yang kupertahankan? Tidak. Doaku hanya sekali dua kali. Perjuanganku sangat miskin pengorbanan. Langkah kakiku kadang tiada kusadari. Khayalanku melebihi perenunganku. Idealisme yang menjadi keyankinanku belum sepenuhnya bisa kuselami.

Uhh.... Inilah pengalaman hidup yang sering mengisi hari-hariku. Terkadang aku bingung dan menyelimuti diri dengan ambiguku. Pertanyaan dan jawaban menjadi milikku sendiri. Episode demi episode berakhir dengan pertanyaan dan jawaban silih berganti. Trauma masa lalu dan ambisi masa depan menempatkan aku sebagai terdakwa atas keadaanku kini. Jalan hidupku sepertinya berkotak-kotak, meski aku selalu berusaha memandangnya sebagai sebuah entitas yang utuh. Kecengengan dan cengengesan, kebenaran dan ketenaran, prestasi dan prestise terletak di kutub yang terpisah jauh. Menemukan jati diri tidak semudah yang kubayangkan, aku harus menelusurinya dari jejak langkah pertamaku sambil membaca lembar-lembar tertulis dan yang tidak tertulis. Sudah, sudah terlalu banyak referensi yang menggambarkan semua ini. Setiap kata dan kalimat, setiap tanda dan isyarat berlalu seolah tidak bisa menunjukkan arah.


No comments: